Sabtu, 12 Januari 2013

TANTANGAN dan TUNTUTAN KEHIDUPAN

By :
Nurwansyah

Terlalu banyak tantangan dan tuntutan kehidupan, semua berakhir karena ketiadaan perasaan dan pikiran, ketidak mampuan mengontrol emosi dan perkataan, kehilangan etika, norma dan moral. Kita harus memenuhi tantangan dan tuntutan, berjuang melawan ketiadaan perasaan dan pikiran, mengontrol emosi dan perkataan, memperbaiki etika, norma dan moral.
Solusi yang dapat dipilih dalam mengatasi permasalahan tantangan dan tuntutan kehidupan sangat-sangat beragam. Namun, tetap saja hanya berjalan dengan sifat sementara. Mulai dari pengajaran etika dan moral sejak dini dengan berbagai metode baik agama, seminar maupun slogan, pembatasan pergaulan misalnya. Pada kondisi dengan jangka waktu tertentu hal ini akan berjalan baik, namun ketika pribadi beranjak dewasa, hal ini akan  berhenti (kecendrungan yang umum terjadi).
Hal ini bukan karena pengawasan orang tua, tenaga pendidik, para pemerhati, tetapi karena kelemahan sistem filtrasi dan sortasi informasi, teknologi, kebudayaan, gaya hidup, tontonan yang dilakukan oleh orang tua, pemerintah, tenaga pendidik, pemerhati dan pihak-pihak yang berwenang. selama sistem filtrasi dan sortasi ini tidak dapat digalakkan dan diterapkan, degradasi dan stagnasi etika, moral pribadi akan terjadi dan semakin membahayakan.
"Jika saja pada saat ini, saya ambil contoh kasus tentang pergaulan bebas (seks bebas).
Berdasarkan hasil survey dan penelitian pada tahun 2010 diketahui bahwa 
tingkat usia berprilaku seks bebas tertinggi pada tingkat usia produktif (15-22 tahun) 
dengan tingkat presentasi jumlah wanita tidak perawan 80% 
dan paling tertinggi terjadi prilaku seks bebas dikalangan mahasiswa dengan presentasi 75% 
dan SMA 65%."
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan mengenai tantangan dan tuntutan kehidupan di ERA GLOBALISASI ini ialah :
1. Tingkat Pendidikan
2. Lingkungan
3. Keluarga
4. Kawan
5. Pengalaman
ke-5 hal tersebut saling memiliki keterkaitan satu sama lainnya dalam membentuk emosi, perasaan, perkataan, perbuatan yang menentukan etika, norma dan moral pribadi. Tantangan-tantangan pada era globalisasi sekarang ini, akan semakin terasa sulit dihadapi dalam mengontrol ke-5 hal tersebut agar tetap berada pada taraf wajar sesuai kebudayaan timur khas negara kita. Fakta yang terjadi adalah kecendrungan terjadinya degradasi dan stagnasi etika, norma dan moral.
Jika ini tidak segera diatas dan dapat diatasi, bayangkan seperti apa etika dan moral pribadi kita dan para generasi penerus selanjutnya hingga seterusnya. 
Contoh kasus 
ketika kita melihat PSK berkeliling dan bermukim baik secara gerombolan maupun perorangan menjajakan diri, bergonta-ganti pasangan tentu kita merasa risih, jijik dan marah serta menghina perbuatan meraka. Tetapi, pernahkah kita berpikir bahwa : kita (pacaran/bergaul) selalu mempraktekkan seks bebas dan gonta-ganti (pacar)? lalu, dimana letak perbedaan kita dengan PSK? hal ini yang tidak pernah kita sadari selama ini. Karena kita terbuai oleh kesenangan dan kenikmatan. 
Dalam hal ini, Pemerintah juga tidak memperhatikan dengan bijak, saya katakan demikian karena ada beberapa alasan mendasar yaitu :
1. Pemeritah menggalakkan hindari praktek-praktek seks bebas untuk menimalisir HIV/Aids tetapi dengan cara memberi solusi yang salah salah satunya yaitu menggunakan metode seminar tapi membagikan kondom kepada peserta seminar sebagai bingkisan
2. Beredarnya kondom secara terbuka dan dapat disaksikan oleh anak-anak dibawah umur melalui media elektronik, contohnya iklan kondom, pembahasan kondom dalam beberapa tayangan film dan acara-acara lainnya
3. adanya publik-publik figur yang menjadi sorotan utama dan menjadi selebritas dengan mengumbar seks (dalam arti luas).
Sebenarnya masih sangat beragam penyebab mengapa tantangan dan tuntutan kehidupan begitu beragam. Jika kita mengahayati dan memperhatikan, beberapa point tersebut sudah dapat memberikan suatu menggambarkan yang hampir sempurna tentang keadaan yang terjadi sekarang dalam kehidupan kita.

Saya berharap, tulisan ini bukan sekedar dibaca sebagai bahan referensi, tetapi sebagai media pembuka cakrawala dan pemikiran serta pandangan kita semua, untuk lebih selektif dan berhati-hati dalam menghadapi dan menjalankan kehidupan ini yang berorientasi pada masa depan yang jauh lebih baik, sebagai pribadi yang tentunya baik pula dalam aspek etika, norma dan moral.
"Pergaulan itu bukan tentang gaul atau kupernya kita. Gaul itu bukan mengikuti  apa yang diikuti kebanyakan orang atau sedang trend tetapi tentang bagaimana tetapi tentang bagaimana kita menjaga etika, norma dan moral dengan prinsip yang teguh"
 Trim's dan semoga bermanfaat........

Rabu, 09 Januari 2013

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN

By :
Nurwansyah

A.  Secara Fisik Mekanik
Pembasmian hama dan penyakit secara fisik dapat dilakukan melalui:
1.     Pemangkasan lokal ; bagian tanaman yang terserang dipotong atau dipangkas, hasil pangkasan kemudian dikumpulkan di suatu tempat yang terbuka dan aman, lalu dilakukan pembakaran.
2.     Dicabut ; jika tanaman yang diserang dalam ukuran kecil (umur < 5 tahun atau bibit di persemaian) dan hampir semua bagian tanaman terserang maka tanaman tersebut di cabut sampai ke akarnya kemudian dikumpulkan di suatu tempat yang terbuka dan aman lalu di bakar.
3.     Ditebang ; jika intensitas serangan tinggi (hampir semua bagian tanaman diserang/>70 % bagian tanaman diserang) atau sudah sangat parah dan tanaman berumur lebih dari 5 tahun, maka dilakukan tebangan D2 penyakit. Prosedur penebangan mengikuti prosedur tebangan yang sudah ada.
4.     Dalam kegiatan pemangkasan dan penebangan harus memperhatikan aspek keselamatan kerja dengan mengacu pada prosedur kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang sudah ada.
5.     Penghalang isolasi adalah daya upaya yang dijalankan untuk mencegah penyebaran hama dan penyakit tanaman berdasarkan peraturan perundang-undangan
6.     Pemberian abu kayu pada serangan rayap
7.     Perlakuan panas
Pembasmian hama dan penyakit secara mekanik dapat dilakukan melalui:
1.     Pengambilan menggunakan tangan. Dapat dilakukan pada jenis hama ulat dan belalang, dengan intensitas serangan hama dalam skala kecil.
2.     Penangkapan bersama-sama oleh banyak orang (gropyokan-Jawa) pada hama belalang.
3.     Pemasangan perangkap antara lain ;
a.   Penggunaan lampu perangkap (light trap) untuk hama penggerek batang pada fase kupu-kupu. Lampu perangkap ini dipasang pada saat malam hari, peralatan yang diperlukan berupa : kain putih 2 x 1,5 m, lampu bohlam/neon, dan nampan penampung air. Kupu/ngengat yang diperoleh kemudian dimusnahkan.
b. Penggunaan perangkap kertas warna (§colour trapping) untuk hama lalat putih. Warna kertas yang digunakan bisa berwarna kuning atau lainnya yang cerah. Kertas terlebih dahulu diberi lem perekat atau racun tikus atau ter agar hama terperangkap pada kertas tersebut.

B.  Penggunaan Pestisida
1.     Biopestisida/Pesticida organik
Penggunaan pestisida organik dapat berupa bakterisida atau insektisida yang disesuaikan dengan jenis hama dan penyakit dan sesuai dengan dosis yang dianjurkan (sesuai Lampiran buku petunjuk pengendalian hama dan penyakit). Beberapa contoh tanaman yang bisa digunakan sebagai pesticida misalnya daun mimbo, mahoni, gadung, tembakau, daun sirsak dan sebagainya. Atau jika dalam keadaan yang sangat memaksa bisa menggunakan pestisida kimia dengan catatan penggunaannya harus mengacu pada prosedur kerja Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang sudah ada. Contoh-contoh pestisida organik dan cara pembuatannya sesuai Lampiran 3.
2.     Pestisida kimia
Penggunaan pesticida kimia harus diminimalisir. Jika atas pertimbangan ekologi dan social terpaksa harus menggunakan pesticida kimia, maka pemilihan jenis pestisidanya harus yang tidak dilarang oleh FSC, WHO maupun peraturan perundangan yang lainnya serta menggunakan prosedur keamanan dan keselamatan sesuai dengan Lembar data keselamatan bahan masing-masing (lihat MSDS). Beberapa jenis pesticida kimia yang beredar di Indonesia terlampir (Lampiran 2). Penggunaan pestisida dalam pemberantasan hama dan penyakit dapat dilakukan dengan beberapa cara :
a.       Dioleskan/bacok oles; cara ini digunakan untuk jenis pesticida sistemik, contoh untuk pemberantasan hama penggerek batang atau penggerek pucuk. Aplikasinya dengan membuat lubang pada batang dengan paku kemudian cairan insektisida dimasukkan ke lubang atau melukai kulit batang sampai dengan bagian luar kayu gubal (jaringan sebelah dalam jaringan kambium), kemudian insektisida dioleskan dengan kuas atau disemprotkan ke bekas bacokan. Selanjutnya insektisida akan diangkut melalui jaringan gubal ke bagian batang atas.
b.      Ditabur pada tanah atau di campur dengan media tanam atau media semai. Cara ini digunakan untuk jenis pestisida berwujud granular (kode G dalam kemasan).
c.       Disemprot langsung pada target hama/penyakit. Cara ini digunakan untuk jenis pestisida racun kontak atau racun lambung yang memiliki kode SC, WP, EC.
d.      Fumigasi; cara ini digunakan untuk jenis-jenis pestisida fumigan. Contohnya untuk memberantas oleng-oleng dalam fase larva. Caranya dengan memasukan insektisida fumigan pada lubang gerek kemudian lubang ditutup malam.
3.     Cara penggunaan bergantung jenis hama yang menyerang dan kondisi tanaman yang diserang.

C.  Musuh Alami
Penggunaan musuh alami dengan pengendalian biologis  yaitu penggunaan serangga atau bakteri dalam pengendalian hama secara innundative (pelepasan musuh alami secara berulang dengan jenis lokal) dan klasikal (pelepasan musuh alami secara tidak berulang dengan jenis eksotik). Musuh alami kita pilih musuh alami yang paling dekat dengan target hama, kita pilih yang terbatas/lebih sedikit sehingga tidak akan menyerang di luar target. Penggunaan musuh alami harus mengacu pada aturan penggunaan kontrol biologi.
Penciptaan musuh alami juga dibarengi dengan penciptaan habitat hidup bagi predator alami tersebut misalnya penanaman pohon atau tegakan sebagai tempat bersarang atau penghasil biji makanan predator. Secara umum prinsip penggunaan musuh alami tetap memperhatikan keseimbangan ekosistem yang ada.

PENGELOLAAN PASCA PENGENDALIAN

A.  Pengumpulan Data Dan Informasi Kerusakan
Sebagai bahan evaluasi diperlukan pengumpulan data lebih lanjut terkait dengan jumlah pohon dan volume pohon per m³ serta analisa tingkat kerugiannya. Juga dilakukan pemetaan lokasi yang diserang dengan peta kerja skala 1 :10000.

B.  Sanitasi Lokasi Bekas Serangan Hama Dan Penyakit
Sanitasi lokasi bekas serangam dilakukan guna lebih menjamin bahwa pada lokasi tersebut sudah benar-benar bersih dari sumber dan faktor-faktor yang dapat menstimulasi berkembang kembali hama dan penyakit. Sanitasi dapat dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut :
1.      Pembakaran Tumbuhan Bawah
Pada proses pembakaran tumbuhan bawah diharuskan untuk membuat sekat bakar/ilaran api dengan menggunakan sekat bakar alami (menggunakan tanaman yang dapat menahan api)
2.      Pengolahan Tanah
a.       Pengolahan tanah harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
b.       Pengolahan tanah tetap mempertahankan kesuburan tanah
c.        Peralatan yang digunakan tidak merusak tanah
d.       Pembersihan areal dilakukan dengan tujuan mengurangi sumber hama.

C.  Rehabilitasi
Kegiatan rehabilitasi ditujukan untuk kembali memulihkan kondisi sumberdaya hutan seperti pada kondisi semula. Kegiatan rehabilitasi dilakukan dengan penggunaan bibit unggul, pemilihan jenis tanaman yang sesuai dengan arealnya, dan penggunaan jenis tanaman resisten dengan penjelasan sebagai berikut  :
1.      Pemilihan bibit yang sehat
Pemilihan bibit yang sehat sangat penting dilakukan sebagai upaya pencegahan terhadap HPT yang dicirikan dengan batang kuat, daun segar (hijau dan tidak berlubang), fisik tidak tampak adanya serangan bakteri patogen dan lain-lain.
2.      Pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan untuk menciptakan tingkat aerasi yang baik yang berguna bagi tanaman pokok dan menciptakan lingkungan yang tidak nyaman bagi hama dan penyakit. Pengolahan tanah dapat dilakukan dengan menambahkan pupuk sehingga kandungan humus akan meningkat. Dengan demikian kemampuan tanah untuk mengikat air menjadi tinggi dan tanah menjadi tidak mudah kering. Pengaturan drainase untuk menciptakan sistem tata air mikro yang dapat menciptakan drainase yang baik sehingga tingkat kelembaban pada kondisi yang tidak dapat atau menghambat tumbuh dan berkembangnya hama dan penyakit.
3.      Pemilihan jenis yang tepat
Jenis tanaman dengan sifat resisten terhadap serangan hama dan penyakit dapat diperoleh secara karakter alami atau dengan penerapan bioteknolgi berupa pemuliaan pohon. Setiap spesies atau varietas mempunyai mekanisme pertahanan terhadap hama dan penyakit yang berbeda. Pemilihan jenis yang resisten ini bukan bertujuan untuk menghilangkan hama sama sekali karena hama juga mempunyai mekanisme evolusi tersendiri untuk beradaptasi, tetapi minimal dapat menekan laju perkembangan hama dan penyakit.Pemilihan jenis yang tepat dapat dilakukan dengan pengamatan umum tegakan yang telah lama tumbuh di tempat (indigenous trees) dengan mempertimbangkan aspek lain tentu saja. Panaman jenis eksotis harus dicampur dengan jenis lokal guna meminimalisir dampak serangan hama dan penyakit.
4.      Pengaturan pola tanam dan jarak tanam
Pengaturan pola tanam terkait dengan hama dan penyakit ditujukan untuk menciptakan tingkat kelembaban tanah yang tidak terlalu tinggi. Pola tanam tumpangsari dapat mendukung berkembang biaknya hama dan penyakit jika tidak tepat dalam pemilihan jenisnya. Pengaturan pola tanam dan jarak tanam disesuaikan dengan jenis tanaman. Pengaturan jenis tumpangsari, perlu dipilih jenis tanaman tumpangsari yang tidak mensyaratkan penggenangan air/tanah dan selalu lembab. Apabila kondisi lahan cenderung lembab agar diupayakan penggantian jenis non jati yang toleran terhadap kelembaban tanah yang tinggi.

D.  Monitoring dan Evaluasi
Untuk mengetahui efektifitas dari upaya pemberantasan mendapatkan data pengamatan dari upaya penanggulangan yang dilakukan, dilakukan pengamatan periodik pada lokasi yang pernah terserang hama dan penyakit  dibuat plot pengamatan permanen yang terdiri atas berbagai perlakuan yang diterapkan
Monitoring dilakukan satu bulan sekali/penilaian kondisi tanaman dilakukan sebelum pembuatan maupun secara berkala setelah aplikasi perlakuan sangat penting dilakukan.




Minggu, 06 Januari 2013

PEMANFAATAN LAHAN PERKARANGAN (PENINGKATAN PEREKONOMIAN dan PEMBANGUNAN)


By
Nurwansyah

Indonesia merupakan Negara yang besar dengan kelimpahan sumber daya alam dan manusia yang besar. Namun saying dengan SDA dan SDM yang melimpah tersebut rakyat masih harus menjerit dan bergelimang kesengsaraan. Pada hal Negara ini dijuluki surga, bahkan kekayaan alam ini  dijadikan sebuah lirik lagu yang sangat-sangat miris
“ bukan lautan hanya kolam susu, kail dan jala cukup menghidupimu, tiada badai tiada topan kau temui,”
Itu hanya sepenggal lirik lagu, saya yakin kita semua tentunya hafal dengan lagu tersebut, akan tetapi bila kita bandingkan dengan fakta yang ada sekarang, sangat bertolak belakang.
Jika saja para elit-elit politik dinegri ini lebih peduli dan respon serta kreatif, banyak hal yang dapat dimanfaatkan dinegri ini guna meningkatkan taraf hidup masyarakatnya.salah satu hal yang terlupkan ialah : Rakyat adalah pondasi utama sebuah Negara, perekonomian rakyat adalah kekuatan perekonomian Negara. Jadi, perekonomian Negara yang kuat berawal dari pembangunan perekonomian tingkat bawah (rakyat) bukan kalangan pengusaha yang sudah barang tentu berduit.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan guna meningkatkan perekonomian masyarakat terutama masyarakat pedesaan dan pelosok ialah pemanfaatan lahan perkarang. Pada umumnya lahan perkarangan rumah masyarakat daerah pelosok, pedesaan sangat luas sementara bangunan tempat tinggalnya sempit. Jika kita anggap setiap masyarakat dipelosok dan pedesaan memiliki luas lahan perumahan 20 x 20 m sedangkan untuk bangunan rumah hanya 8 x 10 m, artinya setiap masyarakat pedesaan dan pelosok memiliki luas perkarangan 12 x 10 m. jika angka ini kita jumlahkan dengan seluruh penduduk yang ada dipedesaan dan pelosok negri ini, ada luas lahan yang terhampar begitu saja. Jika ada alasan begini dan begitu, tentang lahan perkarangan tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat, memang benar, tetapi pakah pemanfaatan tersebut efektif? Karena umumnya lahan perkarangan masyarakat, ditanaman pepohonan, tanaman hias dan tanaman buah-buahan yang tak bernilai ekonomis tinggi.
Andai saja, para pemimpin negri ini mau menyisihkan sedikit saja anggaran untuk pemanfaatan lahan perkarangan dipedesaan dan pelosok negri ini, akan banyak keuntungan dan kebaikan yang akan diperoleh terutama dalam peningkatan perekonomian bangsa tercinta ini.
Pemanfaatan lahan perkarangan tersebut sangat efektif dan efisin apabila ditanami dengan tanaman-tanaman yang bernilai ekonomis dan dibutuhkan oleh masyarakat contoh tanaman sayur-mayur seperti kangkung, cabai, sawi, dan masih banyak lagi jenis tanaman sayuran lainnya yang berumur genja (pendek), dan ini tidak perlu lahan yang luas, karena kita bisa memanfaatkan polybag, kantung plastik, karung goni bekas, kaleng cat, dan wadah lainnya dengan sistem budidaya yang kreatif dan intensifikasi lahan. Untuk melaksanakan kegiatan ini agar berjalan baik, kita bisa memanfaatkan tenaga-tenaga professional seperti mahasiswa pertanian sebagai penyuluh, atau disiplin ilmu lainnya yang berkompeten. Saya rasa pra pemimpit dan elit-elit politik dinegri ini lebih pintar dari saya, tentu mereka sudah tahu apa yang seharusnya mereka lakukan.
Keuntungan pemanfaatan lahan perkarangan ini baik langsung maupun tidak langsung akan memberikan dampak terhadap peningkatan perekonomian masyarakat dan penciptaan lapangan kerja. Jika kita gambarkan, maka akan membentuk sebuah lingkaran besar yang saling memiliki keterkaitan. Artinya dengan modal sedikit kita memperoleh berlipat keuntungan. Saya akan membandingkan biaya yang dikuluarkan oleh pemerintah untuk membiayai PLN selama satu tahun dan manfaat yang diperoleh dengan biaya yang pemanfaatan lahan perkarangan dan manfat yang diperoleh. Perbandingannya seperti dibawah ini :

PLN (Perusahaan Listrik Negara) dengan biaya modal usaha pertahuan dari pemerintah 2-3 T pertahun saya ambil angka dibawah yang sebenarnya diberikan oleh pemerintah dengan tujuan tertentu. Manfaatnya :
  1. Memenuhi kebutuhan enegi masyarkat (umumnya menggunakan peralatan listrik ex : tv, kompoter, dll)
  2. Meningkatkan perekonomian khususnya meningkatkan peluang munculnya usaha skala kecil-menengah
  3. Menciptakan lapangan kerja
  4. Meningkatkan kemajuan bidang ilmu komunikasi dan teknologi
  5. Penerang kegelapan hahaha

Kelemahan :
  1. Selalu merugi dan tidak pernah dengar PLN untung (tidak efektif dan efisien)
  2. Hanya dirasakan oleh sebagain rakyat Indonesia (50 masuk PLN :50 gak masuk PLN)
  3. Lapangan kerja terbatas khusunya hanya untuk mereka yang memiliki skill dan pendidikan tertentu (Indonesia banyak yang pendidikannya rendah khususnya didesa apalagi didaerah pelosok)
  4. Tarif TDL terus naik tapi manfaat terus turun
  5. Peluang munculnya usaha terbatas terhadap usaha tertentu (fotocopy, warnet, dll)
Jika biaya sebesar 2-3 Truliun rupiah digunakan untuk pemafaatan lahan perkarangan akan bermafaat dalam hal :
  1. Meningkatkan pendapatan masyarakat
  2. Meningkatkan peluang usaha kecil menengah bagi mereka yang berpendidikan rendah hingga tinggi
  3. Memenuhi kebutuhan pangan rakyat
  4. Meningkatkan kualitas hidup rakyat terutama bidang kesehatan
  5. Membuka peluang kerja
  6. Meningkatkan taraf pendidikan masyarakat
  7. Menciptakan kemandirian masyarakat
  8. Mengurangi pengangguran intelektual
  9. Menekan rasio kejahatan/kriminalitas
  10. Cukup sekali menggeluarkan anggaran negara dan selanjutnya tidak perlu
  11. Meningkatkan pembangunan infrastruktur

Kelemahan :
Hampir tidak ditemukan dengan catatan ini dilakukan sesuai SOP yang benar.

Lantas, apakah pemerintah tidak pernah memikirkan hal ini? Pernah gak kita dengan peribahasan ini :

“sedikit demi sedikit lama-lama jadi bukit”
Dari yang hal yang kecil akan menjadi besar dan hal besar akan menjadi kecil sebenarnya itu maksud yang tersirat dari peribahasan tersebut. Kita sering meupakan hal yang kecil, padahal hal kecil itulah kunci utama keberhasilan hal yang besar
konsep ini lah yang dijanjikan dengan pemanfaatan lahan perkarangan tersebut. Saya tidak uraikan manfaatnya dengan detail karena saya yakin para pembaca tentu sudah dapat mengerti maksud saya. Selain itu, dengan penggunaan anggaran belanja Negara yang bijak, tujuan mulia Negara ini untuk meciptakan kesejahteraan, keadilan dan kemakmuran akan terealisasi. Maskudnya ialah : anggaran seharusnya tidak untuk membiayai hal kepentingan yang itu-itu saja apapun ceritanya (Perusahaan Negara yang terus merugi) tetapi digunakan untuk membiayai kegiatan lain yang lebih efektif dan efisien. Konsepnya sebenarnya mudah saja menurut saya yaitu konsep aneka kebijakan dan pemanfaatan (maaf saya kurang tahu dengan istilah-istilah tersebut, harap dimaklumi. Artinya jika tahun ini anggaran digunakan untuk membiayai ini, maka tahun berikutnya untuk membiayai kegiatan lain, begitu juga dengan tahun-tahun berikutnya (kecuali untuk kebutuhan pokok Negara seperti gaji pegawai dll), jadi akan muncul topang menopang antara kegiatan satu dengan kegiatan lainnya (jika satu tidak efektif maka yang satu tentu efektif sehingga akan terjadi yang namanya menutupi kelemahan dengan kelebihan). Dengan konsep ini maka, SDA dan SDM yang melimpah dinegri ini akan terekspoitasi optimal.
Fakta yang terjadi saat ini yang menyebabkan Negara ini tertinggal (sebutan kerennya Negara sedang berkembang alias Negara tertinggal) adalah :
  1. Pemerintah tidak memiliki konsep kepemimpinan dan kebijakan yang berkesinambungan. Ganti pemimpin ganti kebijakan. Istilahnya jika mau bangun rumah pemimpin yang satu membuat konsep rumah seperti ini, setelah berjalan setengahnya ternyata masa jabatan berakhir kemudian diganti dengan pemimpin baru, ternyata pemimpin baru ingin meneruskan tetapi dengan konsep lain pula, alhasil diganti, bangun lagi yang baru. Lucu kan?   Ini namanya “Generasi pembangun bukan generasi penerus bangsa “ masuk logika kan?
  2. Pemerintah lebih mementingkan urusah yang besar dari pada urusan yang kecil. pada hal yang kecil itulah hal yang penting. Narasinya seperti ini “ ada sebuah rumah besar, tiap hari sipemilik sibuk membersihkan halaman, ruang tamu, pokoknya rumah terlihat mengkilap deh, tapi lupa bersihkan WC (kamar mandi). Jika anda menilai kebersihan rumah misalnya apa yang anda nilai terlebih dahulu? Pernah dengan tentunya tentang menilai kebersihan kamar mandi terlebih dahulu? Tapi bukan berarti dengan ini kita mengenyampingkah hal yang besar tetapi harus ada keseimbangan (belens) antara keduanya, baik hal yang kecil maupun besar tetap mendapat porsi perhatian dan keseriusan yang sama
  3. “Selagi bisa dipersulit kenapa harus dipermudah” ini lah prinsip-prinsip yang sering dijumpai dalam setiap urusan baik dipemerintahan. Padahal hal yang diurus adalah hal-hal yang sepele dan tidak berlu menghabiskan waktu yang lama
  4. Budaya antri. Kenapa terjadi budaya antri? Karena tidak cukupnya pelayan dengan yan dilayani kalaupun cukup banyak yang mangkir melayani dengan berbagai alasan. Fakta banget
  5. Sistem birokrasi semau gue
  6. Kelosidan dan keabsahan serta ketegasan kebijakan masih goyang.
  7. Keinginan dan hasrat tinggi, realisasi cukup dikertas
  8. Jago memprediksi, merancang, menyulap, berdebat tapi sedikit dan lambat bertindak

Setidaknya itulah rapor bagus negri ini. Cocok untuk dilanjutkan

bagaimana pendapat anda mengenai blog ini?